Industri pariwisata termasuk yang paling terpukul oleh pandemi. Perbatasan ditutup, penerbangan ditangguhkan, dan kehidupan terhenti semalaman. Namun, dari kekacauan ini, lahirlah satu ranah baru — pariwisata virtual. Kini, pariwisata virtual bukan lagi solusi sementara; melainkan mengubah cara kita menjelajahi dunia.
Bagi para pemimpin bisnis, ini bukan sekadar kisah tentang perjalanan. Ini adalah jendela yang menunjukkan bagaimana teknologi imersif dapat mengubah seluruh industri.
BACA JUGA: VR untuk Kesehatan Mental dan Produktivitas di Tempat Kerja
Kebangkitan Pariwisata Virtual
Pariwisata virtual menggunakan Realitas Virtual (VR), Realitas Tertambah (AR), dan video 360 untuk membenamkan wisatawan dalam destinasi, atraksi, dan pengalaman budaya. Pariwisata virtual dapat dibayangkan sebagai teleportasi yang digerakkan oleh teknologi.
Apa yang awalnya merupakan jembatan improvisasi selama karantina wilayah telah berkembang menjadi peluang jangka panjang bagi destinasi dan bisnis. Museum menyambut pengunjung dari seluruh dunia secara daring, realitas virtual menawarkan pratinjau resor kepada calon tamu sebelum mereka memesan dan bepergian, dan perusahaan pariwisata menggunakan pratinjau imersif untuk memotivasi calon wisatawan.
Mengapa Hal Ini Penting bagi Pemimpin Bisnis
Pariwisata virtual memberikan contoh nyata bagaimana infrastruktur digital memudahkan industri untuk beradaptasi — dan beradaptasi sekarang juga. Manfaatnya jelas:
- Aksesibilitas: Anda masih bisa “mengunjungi” lokasi meskipun Anda tidak mampu atau tidak dapat melakukan perjalanan fisik ke tempat tersebut
- Manfaat Pemasaran: Destinasi dapat menarik pengunjung dengan pratinjau yang imersif
- Berkelanjutan: Mengurangi jejak karbon yang muncul akibat perjalanan biasa
- Aliran Pendapatan: Model-model baru muncul, seperti tur VR berbayar atau paket hybrid
Bagi para eksekutif di luar industri pariwisata, inti persoalannya jelas: teknologi dapat membuka proposisi nilai yang benar-benar baru di mana akses fisik terbatas.
Peluang dan Tantangan ke Depan
Potensinya sungguh menggembirakan. Bayangkan perjalanan sekolah VR, membangun tim bisnis di lokasi virtual, atau pendalaman budaya dari kenyamanan rumah Anda sendiri. Bagi wisatawan, perhotelan, atau bahkan industri yang saling terhubung, pengalaman virtual merupakan aspek penting dari pengalaman pelanggan.
Namun tantangan tetap ada:
- Biaya adopsi teknologi sangat signifikan bagi pelaku usaha kecil
- Kesenjangan keaslian — jelas, tur VR tidak sama dengan benar-benar berada di sana
- Hambatan regulasi di bidang hak digital dan perizinan
Meskipun demikian, arahnya jelas—pariwisata virtual tidak akan menggantikan perjalanan konvensional, tetapi akan melengkapi dan memperkayanya.
Kata terakhir
Pandemi mempercepat transisi yang seharusnya memakan waktu satu dekade. Pariwisata virtual akan tetap ada, bukan sebagai hal baru, melainkan sebagai model bisnis. Bagi para pemimpin, pelajarannya lebih luas: ketika dunia nyata terganggu, dunia virtual hadir untuk mengisi ruang tersebut.
Pertanyaannya adalah—bagaimana industri Anda memperoleh manfaat dari buku pedoman ini?