Beranda Data dan Analisis Cara Menceritakan Kisah dengan Data
Gambar Milik: Pexels

Bagaimana Menceritakan Kisah dengan Data

-

Saat ini, angka dan data kurang mampu menarik perhatian. Agar informasi benar-benar dapat disampaikan, data perlu diubah menjadi sebuah cerita yang mendidik, mengasyikkan, dan memotivasi tindakan. Inilah cara Anda mengubah data menjadi cerita yang hebat.

BACA JUGA: Memanfaatkan Big Data untuk Kota Cerdas dan Perencanaan Kota

1. Cari Tahu Tentang Cerita Anda

Sebelum menyelami datanya, tanyakan pada diri Anda: apa yang ingin Anda capai dengan cerita ini? Apakah Anda membujuk pemangku kepentingan, mendidik audiens, atau mendorong tindakan? Tujuan yang jelas akan memandu Anda dalam memilih data yang tepat dalam narasi agar fokus dan berpengaruh.

2. Kenali Audiens Anda

Jadikan cerita Anda cocok dengan audiens Anda. Jika Anda berbicara dengan para eksekutif, soroti wawasan tingkat tinggi dan bagaimana pengaruhnya terhadap bisnis. Untuk tim teknologi, pelajari dan uraikan metodenya. Mengetahui apa yang menjadi perhatian audiens Anda akan mengubah cara Anda berbagi informasi dan seberapa banyak detail yang harus Anda sertakan.

3. Membangun Fondasi yang Kokoh

Kisah data yang baik memiliki tiga bagian utama:

1. Konteks

Berikan informasi latar belakang, atur landasan untuk wawasan Anda. Perkenalkan masalah atau peluang yang akan diatasi oleh data Anda.

2. Konflik

Soroti temuan-temuan utama dan pola data yang mengungkap tantangan atau peluang. Di sini, Anda menarik perhatian audiens ke poin-poin utama.

3. Resolusi

Memberikan nasihat, rekomendasi, atau pembelajaran yang konkrit. Uraikan bagaimana pengetahuan ini pada akhirnya akan menghasilkan beberapa perbaikan positif.

4. Visualisasikan untuk Kejelasan

Visual membuat data kompleks lebih mudah dicerna. Gunakan grafik, bagan, dan infografis untuk menyoroti tren, perbandingan, dan outlier. Visual yang dirancang dengan baik tidak hanya mendukung cerita Anda tetapi juga membuatnya mudah diingat. Hindari visual yang berlebihan—desain yang sederhana dan jelas adalah yang terbaik.

5. Tambahkan Elemen Manusia

Data itu sendiri bersifat abstrak; anekdot, kutipan, atau studi kasuslah yang akan memperkuat temuan Anda. Melalui sentuhan manusiawilah Anda membuat cerita Anda beresonansi dengan pembaca sehingga mereka memahami dampak pribadi di balik angka-angka tersebut.

6. Akhiri dengan Ajakan Bertindak

Akhiri cerita Anda dengan memberi tahu audiens apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Ini mungkin memerlukan proses baru, mengubah strategi, atau menggali lebih banyak data—apa pun itu, ajakan bertindak yang jelas membuat wawasan Anda berguna. Gabungkan data menjadi sebuah cerita yang jelas, visual, dan berfokus pada audiens—sebuah narasi yang disusun dengan baik yang menggabungkan angka-angka mentah tersebut menjadi sebuah cerita yang menyerukan tindakan dan memberikan dampak.

Samita Nayak
Samita Nayak
Samita Nayak adalah penulis konten yang bekerja di Anteriad. Dia menulis tentang bisnis, teknologi, SDM, pemasaran, cryptocurrency, dan penjualan. Saat tidak menulis, dia biasanya terlihat sedang membaca buku, menonton film, atau menghabiskan terlalu banyak waktu dengan Golden Retriever-nya.
Gambar Milik: Pexels

Harus Dibaca

Dari “Selamat Natal” hingga Miliaran Pesan: Kisah SMS

SMS pertama itu lebih dari sekadar tonggak teknis—ini adalah titik balik dalam interaksi manusia. Acara ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat membuat komunikasi menjadi lebih cepat, mudah diakses, dan personal.